Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Refleksi 75 Tahun PMKRI Sebagai Wadah Persemaian Kader

Refleksi 75 Tahun PMKRI Sebagai Wadah Persemaian Kader

Menuju usia 75 tahun merupakan satu perjalanan panjang dan penting dalam kehidupan, bukan lagi sekedar sebening perak yang kerap disematkan untuk usia 25 tahun, atau menarik dan berkilau seperti emas yang kerap ditempelkan pada siapapun yang berusia 50 tahun. Usia 75 tahun kerap dimaknai sebagai usia berlian yang selalu kuat dan semakin indah setalah diasah dalam proses panjang yang begitu rumit dengan berbagai rintangan dan tantangan yang dihadapinya.

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, sejak berdiri saat ini telah menjadi tempat persemaian puluhan ribu kader untuk menempa diri, untuk berproses, melatih diri menggalang Budi untuk mewujudkan amanat penderitaan rakyat sebagai mana termaktub dalam visinya yaitu Terwujudnya keadilan sosial, kemanusiaan dan persaudaraan sejati.

Usia Berlian

Pada Usia Berlian ini, PMKRI mengangkat tema Kolaborasi membangun negeri. Hal ini tentunya karena kami sadar bahwa PMKRI sudah semakin dewasa, tetapi juga harus adaptif, memperkuat kolaborasi sebagai bentuk pengejawantahan dari 3 benang merah PMKRI yaitu, Fraternitas (Persaudaraan) yang menembus sekat-sekat primordial tanpa memandang latar belakang organisasi, suku, ras, dan agama.

Intelektualitas sebagai satu prinsip dasar pembinaan dan perjuangan kader PMKRI sebagai Intelektual muda Katolik yang selalu memberikan sumbangsih pikiran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

dan nilai-nilai kekatolikan sebagai perwujudan Kristianitas dengan menjadikan Yesus sebagai teladan gerakan untuk membebaskan orang-orang tertindas dan menyuarakan suara mereka yang tidak bisa bersuara.

Refleksi 75 Tahun

Kini PMKRI sudah 75 Tahun berdiri. 75 tahun tentu bukanlah usia yang muda lagi jika dibandingkan dengan usia manusia. Maka dari itu, sebagai bahan perenungan dan refleksi untuk seluruh kader, apa yang ingin dicapai dan diharapkan setelah melakoni perjalanan panjang selama 75 Tahun?

Pertama, suatu kewajiban yang amat berat yang telah dibebankan seluruh kader Perhimpunan adalah memaknai visi misi dan merawat kaderisasi dan perjuangan PMKRI yang dibingkai dalam prinsip 3 benang merah (Intelektualitas, Kristianitas, dan Fraternitas).

Kedua, kesatuan di antara kader/anggota. Mengapa? Sebagai kader Katolik kita akan bertemu dengan banyak orang yang acap kali tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kita sebagai kader. Ada begitu banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam menghadapi situasi sosial masyarakat dan politik negara.

Maka dari itu, jika kita tidak bersatu, kita akan selalu dipermainkan seperti kapal kecil yang sedang berlabuh di tengah samudera di waktu taufan datang. Akan tetapi jika kita bersatu, maka niscaya kita akan bisa melawati seluruh rintangan dan tantangan dengan karena kekuatan ikatan persaudaraan (Fraternitas) antar anggota sehingga bukan INDIVIDU yang harus kita lihat, melainkan Organisasi yang menyatukan kitalah yang harus dilihat walaupun acapkali mengorbankan kepentingan individu.

JUNJUNG TINGGILAH PMKRI!!!

Posting Komentar untuk "Refleksi 75 Tahun PMKRI Sebagai Wadah Persemaian Kader"