Malam itu, Hujan Tanpa Kenangan

Hujan..
Mungkin suatu saat, ketika hujan turun lagi, akan tercipta kenangan yang berbeda, lebih mendalam, lebih bermakna, dan lebih membekas di hati

Dok.pribadi

Malam itu, Mamakota baru diguyur hujan deras disertai angin kencang, seolah semesta sedang mempertunjukan kebolehannya.

Saya yang dibuat terlena mendengarkan suara gemericiknya, merasakan tetes-tetes air yang menyentuh kulit, sembari menghirup aroma segar jalanan Mamakota yang basah kuyup; dikagetkan dengan pertanyaan dari abang Ojol not Pinjol, yang setia mengantar orderan walau hujan, angin, panas, dingin, siang pun malam demi mencari sesuap nasi.

"Mba mau berangkat kerja ya? tanyanya memecah lamunan saya. Eh,, engga bang, saya baru pulang kerja". Oalah, ke Gereja tengah malam ngapain mba? Memang masih buka?

Iya, ehh.. ngga tau bang masih buka apa engga, paling nanti kalau tutup aku minta tolong sama bapak security agar di kasih waktu, barangkali bisa masuk, ya walau hanya 10 menitan.

"Hmmmm, mau aku tungguin neng? tawarnya," "Ngga usah bang jawabku buru-buru".

Melalui kaca spion, ia melihat kecemasan di mata dan amarah dari nada bicara saya.

"Neng baik-baik saja? tanyanya," "Baik bang jawabku datar".


Saya merasakan sikap saya kali ini begitu dingin pada bang Ojol yang tampak khawatir dan sudah mulai menua itu.. Tak biasanya saya begini, saya yang selalu banyak bicara, dan menginterogasi para Ojol kok tiba-tiba datar dan kaku. Tanya saya dalam hati.

Ah..Mungkin hujan kali ini tanpa kenangan, hati yang gelisah dan pikiran yang bercampur aduk menguasai. Nyanyian langit (hujan) yang biasanya menenangkan hati, menawarkan keindahan bagi alam dan manusia seolah begitu tawar.

Hujan yang sering di ibaratkan "penyembuh hati” karena kehadirannya mampu mengurangi beban pikiran dan meredakan kecemasan hati agar menjadi lebih tenang dan damai sepertinya tak berlaku bagi saya malam ini.

Dalam kesendirian, sepi dan kesepian, saya merenung dan mencari arti dari keberadaan kita di dunia. Saya kembali teringat bang Ojol, yang harus merasakan panasnya Mamakota di siang hari dan perjuangannya mencari orderan di malam hingga subuh untuk menafkai keluarga.

Saya kembali merenung, hujan tanpa kenangan bisa menjadi pengingat bahwa hidup ini penuh dengan kejutan. Jika tidak ada kenangan yang terukir dari hujan tanpa kenangan kali ini, setidaknya ia memberikan kesempatan untuk kita berpikir, merenung dan mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi, baik itu berupa kenangan manis, pahit pun kejadian sederhana dalam hidup. Termasuk mereka yang Tuhan titipkan menjadi pelengkap dalam hidup kita.

"Neng kita sudah sampai. Seketika bang Ojol menghentikan kendaraannya.

Dibayar Tunai ya bang. Terima kasih sudah mengantar saya dengan selamat, maafkan sikap saya.

Dengan senyum manis, dan kumis tipisnya ia membalas ucapan saya. "Sama-sama neng...Nikmati saja setiap tetes air yang jatuh, rasakan keindahan dan keajaibannya. Siapa tahu, suatu saat nanti, hujan ini akan menjadi awal dari sebuah keajaiban, kenangan dan hari yang indah dan tak terlupakan.


Dok.pribadi

Ehh abang kok bisa baca pikiran saya? tanya saya penasaran,, tanpa penjelasan lagi, bang Ojol itu pun berlalu di antara sepi dan dinginnya jalanan yang membelah Katedral dan Masjid Istiqlal, yang berdiri megah nan kokoh dihiasi indahnya gemerlap lampu.

💫💦

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini