Tentang Murid dan Sang Guru
Foto: Ist. |
Tepatnya di Bealaing, sebuah desa dibawah kaki gunung Mandosawu, tidak pernah terbayangkan akan lahir seorang Dwi, yang membawa nama NTT & Indonesia dalam kancah dunia.
Dwi Gadansi , mungkin salah satu dari sekian anak yang paling beruntung di dunia. Melalui Federasi Kempo Indonesia (FKI) adik kecil kami Dwi tumbuh dan mewakili Indonesia ke Tunisia, Afrika Utara dalam Kejuaraan World Kempo Champions. Saya sendiri bahkan bertanya ada di belahan bumi manakah Tunisia ?
Untuk berada di titik ini tentu saja dia tidak hanya sekedar bermimpi, tapi berlari mengejar mimpi. Jika hari ini ada anak-anak yang rebahan sambil main game, atau pacaran di usianya, Dwi mungkin berbeda, dia lebih giat & konsisten berlatih mengembangkan bakat dan kemampuannya siang dan malam, panas pun hujan dimana hanya dia & sang Guru yang tahu.
Di balik Kesuksesan seorang Murid ada Guru yang dengan sabar, gigih, komitmen & konsisten dalam merawat agar muridnya bertumbuh dengan baik.
Proficiat setinggi-tingginya untuk sang guru yang saya tahu persis seperti apa Dedikasi, Loyalitas dan Totalitas mereka dalam melatih & mendidik para murid.
Suatu hari sang Guru meminta: ayoo enu bergabunglah dengan PORKEMI, tidak butuh waktu lama saya pun mengiakan (Walaupun saya bukan seorang murid).
saya pun mulai mengikuti beberapa pertemuan di Ruteng maupun di Borong hingga akhirnya tibalah hari pelantikan tepatnya di Kantor Bupati Manggarai tempo itu, sedikit perjalanan singkat ini tentunya mempunyai pengalaman tersendiri buat saya dalam memberi kontribusi walau hanya secuil serta dapat berjumpa dengan orang2 baik & hebat.
“Jangan pernah tanyakan apa yang PORKEMI berikan kepada kita tapi tanyakan apa yang kita berikan pada PORKEMI , Barang ini akan besar, banyak² sabar kae.. tidak ada yang instan akan banyak tantangan kedepan, celetuk saya dengan spontan dalam suatu perbincangan kami dalam perjalanan di tengah malam dari Borong- Bealaing setelah mengikuti pertemuan di Borong tepatnnya SMAN 2 Borong.
Betul Mama kokon, kita Mulai dari nol masih banyak kekurangan, kita tidak menuntut pun memanfaatkan apa-apa, semuanya tulus dari hati, mari Optimis kata sang Guru.
Tiga tahun lalu saya menjadi saksi hidup bagaimana perjuangan sang Guru menbangun PORKEMI di tanah Nuca Lale. Hari lepas hari, malam berganti pagi, semangat terus membara semuanya tidak mudah, & dalam perjuangan sang Guru tentunya ada istri Sherlina Marlianti Ontol yang bukan berdiri di depan pun di belakang tapi di samping sang Guru & berkat dukungannyalah sang guru dan murid berada di posisi ini.
Bagi saya mereka adalah pasangan terserasi di dunia…
Ayah dari sang Guru yang juga Guru opa Alfons Wanggur adalah seorang bijak yang selalu membuka dan memberi arah dalam setiap keputusan penting PORKEMI serta penuh tanggungjawab dalam melatih para murid.
& satu orang lagi yang pasti sangat bangga dengan pencapaian ini adalah Opa Klemens, beliau sang guru yang menoreh sejarah dalam membawa PORKEMI di NTT.
Beliau terlalu baik hingga Tuhan memanggilnya begitu cepat. Dari keabadian di Surga lihatlah kini mereka yang kau sebut murid dan guru bagi kami telah membanggakanmu hari ini.
Selamat untukmu sang Guru dalam keabadian.
akhirnya,
Untuk mereka sang Guru & murid, Indonesia patut bangga untuk kalian.
Mahakarya TUhan menitipkan semangat sportifitas, kegigihan dan kerendahan hati pada tangan dan hati kalian.
Untukmu Guru, kami yakin dan pastikan dari tanganmu akan lahir dwi-dwi lain yang siap membawa indonesia ke belahan Bumi lainnya.
Selamat...kalian adalah sang juara.
Lao Tzu perna berkata Perjalanan seribu mil harus dimulai dengan satu langkah.
Terima kasih untuk langka-langkah besar yang kalian ambil dan persembahkan untuk Indonesia.