Drama Pro-Kontra 3 Periode
Pantun; Yang satu makan ketoprak, yang satu keselek makan kolak. Mari ramai-ramai kita tolak!
Sebanyak apapun orang-orang yang mendukung 3 periode Jokowi pasti tidaklah relavan dengan esensi demokrasi yang menjadi salah satu gagasan penting reformasi 1998. Masa Orde baru adalah pelajaran yang patut dipertimbangkan. Oleh karena itu, 2 periode saja cukup.
Wacana Apdesi mendeklarasikan dukungan 3 periode Jokowi dinilai cukup berani dan amburadul. Mengapa kemudian kepala desa diseret dalam politik Nasional yang jelas menabrak konstitusi? Mari kita tanya pada penasihat Apdesi; Om Luhut, Om Tito dan Om Abdul.
Belakangan diketahui bahwa ada dualisme di tubuh Apdesi, kubu satu mendukung, kubu lain menolak. Pro kontra kemudian menjadi tontonan kita akhir-akhir ini, sebelumnya ada pro kontra di partai koalisi.
Hal ini saya nilai sebagai manuver "orang dalam" untuk mengukur hiruk pikuk 2024 sekaligus memancing reaksi gerakan bawah tanah.
Kemanakah arah angin setelah ini? Mari kita tunggu drama pro kontra episode berikutnya.